Laman

Tahun Baru, Semangat Baruu..!! (Plus Tips Menjelang Ujian)

0   komentar

Selamat pagi di hari pertama 2016 !
Kami dari HIMA Psikologi mengucapkan Selamat Tahun Baru 2016...!!
Semoga di tahun yang baru ini, semangat kita juga baru untuk meraih cita-cita. Dan yang pasti, kita bisa jadi pribadi yang jauh lebih baik dari tahun sebelumnya.
Karena ingat, tahun baru bukan berarti umur kita juga bertambah, tapi  malah semakin berkurang, bukan? Jadi, ayo kita pergunakan waktu sebaik-baiknyaaa...



Berhubung Prodi Psikologi sedang memasuki masa minggu tenang untuk persiapan UAS, berikut kami berikan tips-tips menjelang ujian yaaa...


1. Kumpulkan Energi dan Tekad untuk Belajar
Penting nih. Biasanya kita jadi malas belajar karena berlindung sama kedok 'malas' dan 'nggak mood'. Maka dari itu, menumbuhkan niat adalah step yang paling pertama. Ingat, membangun konsep diri yang positif!
Ingat tujuan kamu kuliah, ingat orangtua yang sudah capek-capek bayarin kuliah, ingat masa depan dan cita-cita kamu, atau bagi yang punya gandengan mau bikin doi bangga kaan dengan IP yang baguus? Nah, kalau buat yang lagi single banyak banyak ingat Tuhan aja hehehehe. Maaf, maaf. Intinyaaa temukan motivasi intrinsik maupun ekstrinsik yang bisa membangkitkan niat belajar kamu. Tapi jauh lebih baik motivasi intrinsik yaa..

2. Persiapkan Materi-Materi Menjelang Ujian
Kalau perlu, buatlah note jadwal ujian dan materi apa saja yang menjadi bahan UAS nanti. Periksa kembali kelengkapan materi yang kamu miliki. Entah itu bahan dari dosen, bahan dari buku, maaupun catatan kamu sendiri. Kalau perlu juga lengkapi catatan kamu dari catatan teman yang lengkap. Dalam satu kelas pasti ada tuh yang catatannya lengkap plus rapi. bisa tuh mulai di baik-baikin untuk dipinjam. hehehe. Tapi jangan datang pas ada maunya aja yaa..

3. Kenali Gaya Belajar
Nah, kenali gaya belajar kamu. Kamu dengan orang yang tipe belajar seperti apa? Dengan begitu, kamu akan merasa mudah dalam belajar. Belum tau gaya belajar kamu? Nih ada sedikit infonyaaa..

Menurut DePorter dan Hernacki (2002), gaya belajar adalah kombinasi dari menyerap, mengatur, dan mengolah informasi. Terdapat tiga jenis gaya belajar berdasarkan modalitas yang digunakan individu dalam memproses informasi (perceptual modality), yaitu :

 1.   VISUAL (Visual Learners)

Gaya Belajar Visual (Visual Learners) menitikberatkan pada ketajaman penglihatan. Artinya, bukti-bukti konkret harus diperlihatkan terlebih dahulu agar mereka paham Gaya belajar seperti ini mengandalkan penglihatan atau melihat dulu buktinya untuk kemudian bisa mempercayainya. Ada beberapa karakteristik yang khas bagai orang-orang yang menyukai gaya belajar visual ini. Pertama adalah kebutuhan melihat sesuatu (informasi/pelajaran) secara visual untuk mengetahuinya atau memahaminya, kedua memiliki kepekaan yang kuat terhadap warna, ketiga memiliki pemahaman yang cukup terhadap masalah artistik, keempat memiliki kesulitan dalam berdialog secara langsung, kelima terlalu reaktif terhadap suara, keenam sulit mengikuti anjuran secara lisan, ketujuh seringkali salah menginterpretasikan kata atau ucapan.
  1. Cenderung melihat sikap, gerakan, dan bibir guru yang sedang mengajar
  2. Bukan pendengar yang baik saat berkomunikasi
  3. Saat mendapat petunjuk untuk melakukan sesuatu, biasanya akan melihat teman-teman lainnya baru kemudian dia sendiri yang bertindak
  4. Tak suka bicara didepan kelompok dan tak suka pula mendengarkan orang lain. Terlihat pasif dalam kegiatan diskusi.
  5. Kurang mampu mengingat informasi yang diberikan secara lisan
  6. Lebih suka peragaan daripada penjelasan lisan
  7. Dapat duduk tenang ditengah situasi yang rebut dan ramai tanpa terganggu
 2.     AUDITORI (Auditory Learners )
Gaya belajar Auditori (Auditory Learners) mengandalkan pada pendengaran untuk bisa memahami dan mengingatnya. Karakteristik model belajar seperti ini benar-benar menempatkan pendengaran sebagai alat utama menyerap informasi atau pengetahuan. Artinya, kita harus mendengar, baru kemudian kita bisa mengingat dan memahami informasi itu. Karakter pertama orang yang memiliki gaya belajar ini adalah semua informasi hanya bisa diserap melalui pendengaran, kedua memiliki kesulitan untuk menyerap informasi dalam bentuk tulisan secara langsung, ketiga memiliki kesulitan menulis ataupun membaca.
Ciri-ciri gaya belajar Auditori yaitu :
  1. Mampu mengingat dengan baik penjelasan guru di depan kelas, atau materi yang didiskusikan dalam kelompok/ kelas
  2. Pendengar ulung: anak mudah menguasai materi iklan/ lagu di televise/ radio
  3. Cenderung banyak omong
  4. Tak suka membaca dan umumnya memang bukan pembaca yang baik karena kurang dapat mengingat dengan baik apa yang baru saja dibacanya
  5. Kurang cakap dalm mengerjakan tugas mengarang/ menulis
  6. Senang berdiskusi dan berkomunikasi dengan orang lain
  7. Kurang tertarik memperhatikan hal-hal baru dilingkungan sekitarnya, seperti hadirnya  anak baru, adanya papan pengumuman di pojok kelas, dll
 3.  KINESTETIK (Kinesthetic Learners)
Gaya belajar Kinestetik (Kinesthetic Learners) mengharuskan individu yang bersangkutan menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar ia bisa mengingatnya. Tentu saja ada beberapa karakteristik model belajar seperti ini yang tak semua orang bisa melakukannya. Karakter pertama adalah menempatkan tangan sebagai alat penerima informasi utama agar bisa terus mengingatnya. Hanya dengan memegangnya saja, seseorang yang memiliki gaya  ini bisa menyerap informasi tanpa harus membaca penjelasannya.
Ciri-ciri gaya belajar Kinestetik yaitu :
  1. Menyentuh segala sesuatu yang dijumapinya, termasuk saat belajar
  2. Sulit berdiam diri atau duduk manis, selalu ingin bergerak
  3. Mengerjakan segala sesuatu yang memungkinkan tangannya aktif. Contoh: saat guru menerangkan pelajaran, dia mendengarkan sambil tangannya asyik menggambar
  4. Suka menggunakan objek nyata sebagai alat bantu belajar
  5. Sulit menguasai hal-hal abstrak seperti peta, symbol dan lambing
  6. Menyukai praktek/ percobaan
  7. Menyukai permainan dan aktivitas fisik
sumber : http://belajarpsikologi.com/macam-macam-gaya-belajar/

Intinyaaa temukan cara yang paling nyaman buat kamu untuk belajar yaaaa.

4. Persiapkan Peralatan Menjelang UAS
Setelah sudah siap nih bekalnya untuk belajar, jangan lupa juga siapkan segala tetek-bengek peralatan menjelang UAS. Dari pulpen pensil tipe-x papan alas dan apapun yang kamu perlukan oh iyaa yang terpenting jangan lupa bawa kartu ujian yaa.. Nah, setidaknya dengan perlengkapan yang siap itu menandakan kamu sudah siap tempur. Dengan begini juga kamu nggak bakal ribet lagi dan buang waktu serta memecah konsentrasi buat pinjem peralatan ke teman sebelah.

5. Berdoa
Naaahhhh, paling penting juga niiih. Jangan pernah lupa sama Tuhan ya broo. Segala usaha kamu bisa jadi sia-sia kalau nggak dapet izin dan ridho dari-Nya. Setelah usaha, jangan lupa doa. Itu baru afdol namanya. 

6. Jaga Kesehatan
Tips-tips di atas dapat dijalankan dengan baik ketika kesehatan kita juga dalam kondisi yang baik juga. Jadi, jangan lupa jaga kesehatan. Kalau perlu, konsumsi vitamin atau madu agar meningkatkan daya tahan tubuh.

Setelah melakukan semua persiapan di atas, berarti kamu sudah siap untuk ujian. tambahannya, percaya diri dan tenang ketika menjawab soal. Beh, paket lengkap dah tuuh.
Tapi memang yaa biasanya teori memang susah kalau di praktekin, Memang mudah untuk bicara, tapi sulit dilakukan. Tips-tips di atas sekilas memang sederhana, tapi ujung-ujungnya nggak dilakukan juga dan akhirnya SKS (Sistem Kebut Semalam) hahaha iya, mahasiswa. ckckck...

Tapi, kalau ingin membangun dan punya konsep diri yang positif, hal di atas itu kecil. Maka dari ituuuu di euforia tahun baru ini dengan semangat yang baru yuk kita sama-sama menjadi generasi penerus bangsa yang hebat. Hal ini tentunya dimulai dari hal kecil, dari sekarang, yaa step pertama yang kita bisa ya belajar. Yuk, belajar. Persiapanmu sudah sampai mana? Teman-teman yang lain sudah jauh di depan tuh......


Hari Ibu, dan tentangmu Ibu..

0   komentar



HIMA PSIKOLOGI UNLAM
mengucapkan


SELAMAT HARI IBU 22 DESEMBER 2015
karena ibu lah kita ada,
karena ibu lah kita bisa,
karena ibu lah kita berharga...
"You are the best woman in the world, mom!"
.
.
.
.
.
Ini adalah sepenggal tulisan inspiratif tentang Ibu...
.


Bukan setumpuk Emas yang kau harapkan dalam kesuksesan ku, bukan gulungan uang yang kau minta dalam keberhasilan ku, bukan juga sebatang perunggu dalam kemenangan ku, tapi keinginan hati mu membahagiakan aku.


Meski berat, tak ada yang membuatnya mampu bertahan hidup kecuali benih dalam kandungannya. Menangis, tertawa, sedih dan bahagia tak berbeda baginya, karena ia lebih mementingkan apa yang dirasa si kecil di perutnya. Seringkali ia bertanya : menangiskah ia? Tertawakah ia? Sedihkah atau bahagiakah ia di dalam sana? Bahkan ketika waktunya tiba, tak ada yang mampu menandingi cinta yang pernah diberikannya, ketika itu mati pun akan dipertaruhkannya asalkan generasi penerusnya itu bisa terlahir ke dunia. Rasa sakit pun sirna, ketika mendengar tangisan pertama si buah hati, tak peduli darah dan keringat yang terus bercucuran. 


Detik itu, sebuah episode cinta baru saja berputar.

Tak ada yang lebih membanggakan untuk diperbincangkan selain anak. Tak satu pun tema yang paling menarik untuk didiskusikan bersama rekan sekerja, teman sejawat, kerabat maupun keluarga, kecuali anak. 


Si kecil baru saja berucap "Ma?"


Segera ia mengangkat telepon untuk mengabarkan ke semua yang ada di daftar telepon. Saat baru pertama berdiri, ia pun berteriak histeris, antara haru, bangga dan sedikit takut si kecil terjatuh dan luka. 



Hari pertama sekolah adalah saat pertama kali matanya menyaksikan langkah awal kesuksesannya.

Meskipun disaat yang sama, pikirannya terus menerawang dan bibirnya tak lepas berdoa, berharap sang suami tak terhenti rezekinya. Agar langkah kaki kecil itu pun tak terhenti di tengah jalan. "Demi anak", "Untuk anak", menjadi alasan utama ketika ia berada di pasar berbelanja keperluan si kecil. 



Saat ia berada di pesta seorang kerabat atau keluarga dan membungkus beberapa potong makanan dalam tissue. Ia selalu mengingat anaknya dalam setiap suapan nasinya, setiap gigitan kuenya, setiap kali hendak berbelanja baju untuknya. Tak jarang, ia urung membeli baju untuk dirinya sendiri dan berganti mengambil baju untuk anak. Padahal, baru kemarin sore ia membeli baju si kecil. 



Meski pun, terkadang ia harus berhutang. Lagi-lagi atas satu alasan, demi anak. Di saat pusing pikirannya mengatur keuangan yang serba terbatas, periksalah catatannya. Di kertas kecil itu tertulis: 1. Beli susu anak; 2. Uang sekolah anak. Nomor urut selanjutnya baru kebutuhan yang lain. Tapi jelas di situ, kebutuhan anak senantiasa menjadi prioritasnya. Bahkan, tak ada beras di rumah pun tak mengapa, asalkan susu si kecil tetap terbeli.

Takkan dibiarkan si kecil menangis, apa pun akan dilakukan agar senyum dan tawa riangnya tetap terdengar. 





Ia menjadi guru yang tak pernah digaji,
menjadi pembantu yang tak pernah dibayar,
menjadi pelayan yang sering terlupa dihargai,
dan menjadi babby sitter yang paling setia..


Sesekali ia menjelma menjadi puteri salju yang bernyanyi merdu menunggu suntingan sang pangeran. Keesokannya ia rela menjadi kuda yang meringkik, berlari mengejar dan menghalau musuh agar tak mengganggu. Atau ketika ia dengan lihainya menjadi seekor kelinci yang melompat-lompat mengelilingi kebun, mencari wortel untuk makan sehari-hari. Hanya tawa dan jerit lucu yang ingin didengarnya dari kisah-kisah yang tak pernah absen didongengkannya. Kantuk dan lelah tak lagi dihiraukan, walau harus menyamarkan suara menguapnya dengan auman harimau. Atau berpura-pura si nenek sihir terjatuh dan mati sekadar untuk bisa memejamkan mata barang sedetik. Namun, si kecil belum juga terpejam dan memintanya menceritakan dongeng ke sekian. Dalam kantuknya, ia pun terus mendongeng. 



Tak ada yang dilakukannya di setiap pagi sebelum menyiapkan sarapan anak-anak yang akan berangkat ke sekolah. Tak satu pun yang paling ditunggu kepulangannya selain suami dan anak-anak tercinta.
Serta merta kalimat yang tak lupa terlontar,

"sudah makan belum?"




saat baru saja memasuki rumah. Tak peduli meski si kecil yang dulu kerap ia timang dalam dekapannya itu,

 sekarang sudah menjadi orang dewasa yang bisa saja membeli makan siangnya sendiri di Sekolahnya. 




Hari ketika si anak yang telah dewasa itu mampu mengambil keputusan terpenting dalam hidupnya, untuk menentukan jalan hidup bersama pasangannya, siapa yang paling menangis? Siapa yang lebih dulu menitikkan air mata? Lihatlah sudut matanya, telah menjadi samudera air mata dalam sekejap. Langkah beratnya ikhlas mengantar buah hatinya ke kursi pelaminan. Ia menangis melihat anaknya tersenyum bahagia dibalut gaun pengantin. Di saat itu, ia pun sadar, buah hati yang bertahun-tahun menjadi kubangan curahan cintanya itu tak lagi hanya miliknya. Ada satu hati lagi yang tertambat, yang dalam harapnya ia berlirih,

"Masihkah kau anakku?" 




Saat senja tiba. Ketika keriput di tangan dan wajah mulai berbicara tentang usianya. Ia pun sadar, bahwa sebentar lagi masanya kan berakhir. Hanya satu pinta yang sering terucap dari bibirnya,

"Bila ibu meninggal, ibu ingin anak-anak ibu yang memandikan. Ibu ingin dimandikan sambil dipangku kalian".

Tak hanya itu, imam shalat jenazah pun ia meminta dari salah satu anaknya.

"Agar tak percuma ibu mendidik kalian menjadi anak yang shalih & shalihat sejak kecil"

 ujarnya. 



Duh IBU, semoga saya bisa menjawab pintamu itu kelak. Bagaimana mungkin saya tak ingin memenuhi pinta itu? Sejak saya kecil ibu telah mengajarkan arti cinta sebenarnya. Ibulah madrasah cinta saya, Ibulah sekolah yang hanya punya satu mata pelajaran, yaitu "cinta". Sekolah yang hanya punya satu guru yaitu "pecinta". Sekolah yang semua murid-muridnya diberi satu nama: "anakku tercinta".



Sumber : http://www.akhbarislam.com/2013/07/inspiratif-jasa-seorang-ibu-untuk-kita.html

.
.

Ibu...


apa kalian terbayang dengan sosoknya?

Sekarang, beliau terlihat sedikit lebih tua. Kita pun beranjak dewasa.

Semakin jarang bertemu, bukan?

Ada yang harus pergi ke perantauan untuk menimba ilmu? Dan beliau selalu menyempatkan diri, sekedar menelpon atau sms "dimana? sudah makan?"

Ada yang mulai sibuk mengikuti rangkaian kegiatan. Hanya sebentar pulang ke rumah dan kadangkala pulang larut malam. Lalu beliau mengirimkan pesan singkat "Belum pulang? Ini sudah malam"
Namun,  beliau selalu menunggu kepulanganmu, membukakan pintu dengan wajah kantuknya.

Kita terus melangkah maju menuju masa depan kita, mencari jalan hidup kita.

Tapi beliau masih tetap disitu. Sejauh apapun kita pergi mencari jalan kita. Sejauh apapun kita maju mengejar cita-cita kita

Ibu dan Ayah masih disitu. masih tetap di belakang kita.

Agar kita selalu tau jalan untuk kembali...

IGC (ILMPI Goes To Campus) UNLAM

0   komentar

ILMPI (Ikatan Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia) merupakan organisasi resmi Psikologi se- Indonesia yang telah di akui oleh Dikti. ILMPI ini menjadi sebuah wadah yang dapat menaungi mahasiswa Psikologi sekuruh Indonesia agar dapat berkiprah dalam pembangunan nasional. Untuk memudahkan koordinasi, ILMPI dibagi menjadi 6 wilayah, yakni wilayah I (Sumatera), Wilayah II (DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat), Wilayah III (Jawa Tengah dan Kalimantan), Wilayah IV (Daerah Istimewa Yogyakarta), Wilayah V (Jawa Timur dan Bali), dan Wilayah VI (Sulawesi, Maluku, dan Papua).

Pada kesempatan kali ini ILMPI wilayah 3 berkunjung ke Kalimantan untuk melakukan berbagai kegiatan, mulai dari field trip, penyuluhan, dan sharing mengenai ILMPI kepada mahasiswa-mahasiswa Psikologi. Kunjungan ini dilakukan di IAIN Banjarmasin, Psikologi UNLAM Banjarbaru, dan Universitas Mulawarman Samarinda.

Anak-anak ILMPI wilayah 3 yang berkunjung ke Kalimantan ada 4 orang, yaitu Rizki, yang merupakan koordinator wilayah 3, Afif, Prayudha, dan Icha.

Mereka berempat mendarat di Kalimantan pada tanggal 22 Novemer 2015 dan langsung dijemput oleh mahasiswa Psikologi IAIN Banjarmasin. Pada tanggal 23 November 2015 mereka terlebih dahulu melalukan field trip ke tempat wisata yang ada di Banjarmasin yakni Pasar Terapung dan Pulau Kembang. Setelah field trip mereka mengisi acara IGC di IAIN Banjarmasin.

Ke empat perwakilan ILMPI ini kemudian melanjutkan perjalanan ke Banjarbaru. Mereka singgah sebentar ke kampus di Banjarbaru, ikut melihat persiapan untuk penyuluhan ke SDLBN Sungai Paring Martapura, kemudian beristirahat di Rusunawa UNLAM.

Keesokan harinya, tanggal 23 November 2015 ILMPI bersama dengan HIMA Psikologi UNLAM mengadakan penyuluhan mengenai pola asuh anak difabel di SDLBN Sungai Paring Martapura. Keesokan harinya lagi, tanggal 24 November 2015 ILMPI mengisi acara IGC dengan melakukan perkenalan dan sharing mengenai ILMPI itu sendiri kepada mahasiswa Psikologi UNLAM. Malam harinya mereka berempat melanjutkan perjalanan ke Universitas Mulawarman, Samarinda.

Walaupun kunjungan kalian hanya sebentar, semoga ini dapat mempererat tali silaturahmi diantara kita, mahasiswa Psikologi yang berada di berbagai macam daerah.

Jangan kapok mampir ke Kalimantan, kapan-kapan datang lagi yaaa kakak-kakak...


Berikut dokumentasi kegiatan ILMPI Goes to Campus :





Acara penyuluhan dibuka oleh Mario 


Sambutan yang diberikan oleh Raka sebagai Ketua HIMA Psikologi UNLAM, Rizki sebagai Koordinator Wilayah III ILMPI, dan Ibu Kepala Sekolah SDLBN Sungai Paring Martapura


Suasana penyuluhan dan sharing yang dibawakan oleh Ibu Rika Vira Zwagery, M.Psi, Psikolog


1. Penyerahan kenang-kenangan oleh Afif dari ILMPI pada Ibu Rika
2. Penyerahan kenang-kenangan oleh Raka pada Ibu Kepala Sekolah
3. Penyerahan alat olahraga oleh Rizki dari ILMPI pada Ibu Kepala Sekolah


Keceriaan anak SDLBN Sungai Paring sebelum menampilkan tariannya


Persembahan dari SDLBN Sungai Paring ; Tari tradisional, menyanyi bahasa isyarat, tari modern, membaca puisi, dan fashion dance


Sesi foto bersama HIMA Psikologi UNLAM dengan ILMPI di SDLBN Sungai Paring


Suasana IGC UNLAM


Pengalungan kain sasirangan sebagai simbolis oleh Ibu Neka Erlyani, M.Psi, Psikolog 


1. Sambutan dari Wakil Ketua HIMA, Januar Arman
2. Sambutan dari Ketua BEM, Ahmad Zhariful Kayyis
3. Sambutan dari perwakilan Prgram Studi Psikologi, Ibu Neka Erlyani, M.Psi, Psikolog
4. Sambutan dari Koordinator ILMPI wilayah III, Rizkiawan Dwi Arso


Teman-teman dari Psikologi IAIN Banjarmasin


Tari Tradisional yang dibawakan oleh Cahaya dari angkatan 2014


Hiburan yang dibawakan oleh Alfi Husni dan Hendro


Sesi foto HIMA bersama ILMPI, Ibu Neka, dan ketua BEM
 

Sesi foto mahasiswa Psikologi UNLAM dengan ILMPI

Rapat Kerja II HIMA Psikologi 2016/2017

0   komentar

Setelah Rapat Kerja perdana yang kami lakukan beberapa waktu yang lalu, ada juga rapat kerja kedua yang kami lakukan pada tanggal 27 Oktober 2015. Rapat Kerja yang kedua ini bertempat di Ruang BEM FK UNLAM Banjarbaru. Pada rapat kedua ini kami memantapkan program kerja-program kerja yang sudah di setujui dengan menjabarkannya secara lebih detil.


Berikut dokumentasi kegiatan rapat kerja ke dua dari HIMA Psikologi UNLAM :




Memperingati Hari Kesehatan Mental Sedunia

0   komentar

Selamat malam...

Kali ini kami akan memposting kegiatan HIMA Psikologi khususnya program kerja dari divisi 2 yang telah dilaksanakan pada tanggal 22 Oktober lalu, yakni peringatan hari Kesehatan Mental sedunia dengan tema ‘Dignity in Mental Health’. Sebenarnya hari kesehatan mental sedunia  memang diperingati oleh seluruh dunia pada tanggal 10 Oktober 2015, tetapi baru bisa diperingati oleh HIMA Psikologi UNLAM pada tanggal 22 Oktober 2015. Di dalam kegiatan ini kami melakukan pawai jalan kaki dari Fakultas Kedokteran UNLAM hingga Taman Van Der Pijl sambil melakukan orasi, membagikan brosur, coklat dan bunga. Seru kaaann?

Melalui kegiatan ini kami ingin menyampaikan bahwa penyakit jiwa merupakan penyakit yang sebenarnya sama saja dengan penyakit lain yang perlu untuk diobati. Penderita penyakit jiwa pun juga memerlukan perhatian, dukungan, dan pengertian yang sama dengan penderita penyakit yang lain. Sehingga sudah seharusnya mereka yang memiliki penyakit jiwa juga mendapatkan perlakuan yang sama denan penderita penderita penyakit lain, mereka tidak perlu dikucilkan, dijauhi, dipasung, ataupun dicemooh. Mereka juga perlu perhatian, dukungan, dan pengertian dari orang-orang dan lingkungan sekitarnya. Untuk itu, melalui kegiatan ini kami berharap dapat mengurangi bahkan menghilangkan stigma negatif masyarakat mengenai penderita penyakit jiwa agar mereka mendapat perlakuan yang layak setidaknya dari orang-orang dan lingkungan sekitarnya. Mereka juga manusia, sama seperti kita. Mereka juga punya martabat, sama seperti kita. Mereka juga perlu dimanusiakan, sama seperti kita.


Berikut dokumentasi kegiatan Peringatan Hari Kesehatan Mental Sedunia, ‘Dignity in Mental Health’

Sambutan dari Nizamuddin Kamil, selaku ketua pelaksana


Berdoa sebelum acara dimulai, dipimpin oleh Alfin Islami dari angkatan 2014


Pemotongan pita sebagai simbolis peresmian pawai oleh ketua pelaksana


Dalam perjalanan dari Fakultas Kedokteran UNLAM ke Taman Van Der Pijl Banjarbaru


Orasi ketika menuju taman Van Der Pijl yang dilakukan oleh angkatan 2015


Inilah aksi Rio, Satyo, Deni dan Hasan dari angkatan 2014


Tommy dari angkatan 2014 memberikan bunga kepada pejalan kaki


Salah satu peserta dari angkatan 2014 menyampaikan orasinya di depan taman Van Der Pijl Banjarbaru


Abid dari angkatan 2012 menandatangani spanduk sebagai simbolis solidaritas di hari kesehatan mental


Sambutan dari Januar Arman, selaku Wakil Ketua HIMA Psikologi UNLAM


Persiapan untuk yel-yel, menyanyikan  mars mahasiswa, dan orasi


Orasi yang disampaikan oleh 3 peserta dari angkatan 2015 pada acara sumpah pemuda di taman Murjani


           Sesi penutupan dan foto bersama

Inilah aksi kami memperingati Hari Kesehatan Mental Sedunia, mana aksimu?

Selamat Hari Sumpah Pemuda

0   komentar

Kami selaku pengurus HIMA Psikologi UNLAM mengucapkan :


Selamat hari Sumpah Pemuda 28 Oktober.

Mari singsingkan lengan baju! Satukan semangat, bakat, usaha dan doa jadi satu kesatuan untuk Indonesia Lebih Baik.

Semangat Generasi Penerus Bangsa!!

Rapat Kerja I HIMA Psikologi 2016/2017

0   komentar

Ini adalah rapat kerja yang pertama kali dilakukan oleh kepengurusan HIMA periode 2015/2016. Rapat kerja ini dilaksanakan pada hari Kamis, 15 Oktober 2015  lalu di RKB 1 gedung Psikologi FK Unlam Banjarbaru. Dalam rapat kerja ini membahas tentang rancangan program kerja dari 6 divisi dalam satu periode ke depan. Berikut suasana rapat kerja perdana HIMA Psikologi FK UNLAM :




Penyampaian rancangan program kerja oleh koordinator divisi 1



Teman-teman menyimak dan mencatat dengan seksama


Divisi 5 dan 6 yang sedang berbincang-bincang


Video